Khotbah Masjid Nabawi: Menjaga Yaman dari Para Pemberontak
Khutbah Pertama:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الأَرْضِ وَالسَّمَاءِ، يُعِزُّ مَنْ يَشَاءُ وَيُذِلُّ مَنْ يَشَاءُ، يَحْكُمُ لَا مُعَقِّبُ لِحُكْمِهِ، مَا شَاءَ اللهُ كَانَ وَمَا لَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، يَبْتَلَيَ لِيُعَظِّمَ أَجْرَ الشَّاكِرِيْنَ عَلَى السَّرَّاءُ، وَيُعَظِّمَ أَجْرَ الصَّابِرِيْنَ عَلَى الضَّرَاءِ، أَحْمَدُ رَبِّيْ وَأَشْكُرُهُ عَلَى اتِّصَالِ خَيْرِ العَطَاءِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ذُوْ العَظَمَةِ وَالكِبْرِيَاءِ، لَهُ الأَسْمَاءُ الحُسْنَى وَالصِّفَاتِ العُلَى، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا وَسَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ بَعَثَهُ اللهُ بِالنُّوْرِ وَالضِّيَاءِ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ البَرَرَةِ اَلْأَتْقِيَاءِ.
أَمَّا بَعْدُ:
فَاتَّقُوْا اللهَ بِالصِّدْقِ مَعَهُ فِي عِبَادَتِهِ، وَمُعَامَلَةِ خَلْقِهِ بِمَا ارْتَضَاهُ فِي شَرْعِهِ؛ تَكُوْنُوْا مِنَ المُفْلِحِيْنَ، وَتَنْجُوْ مِنَ الطُّرُقِ المَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَالضَّالِيْنَ.
Ibadallah,
Sesungguhnya pertempuran antara kebaikan dan keburukan, antara hak dan batil sejak dulu. Sejak Allah menciptakan Adam shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Allah telah mengujinya dengan Iblis –laktullah ‘alihi– agar Allah memuliakan wali-wali-Nya, mengangkat mereka di dunia dan di akhirat, dan agar menjadi rendah musuh-musuh Allah dan terhina di dunia dan akhirat. Allah berfirman,
أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ (٦٢)الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (٦٣)لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ لا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (٦٤)
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati, (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.” (QS. Yunus: 62-64).
Allah berfirman tentang mengikuti setan:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّبِعُ كُلَّ شَيْطَانٍ مَرِيدٍ (٣)كُتِبَ عَلَيْهِ أَنَّهُ مَنْ تَوَلاهُ فَأَنَّهُ يُضِلُّهُ وَيَهْدِيهِ إِلَى عَذَابِ السَّعِيرِ (٤)
“Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap setan yang jahat, yang telah ditetapkan terhadap setan itu, bahwa barangsiapa yang berkawan dengan dia, tentu dia akan menyesatkannya, dan membawanya ke azab neraka.” (QS. Al-Hajj: 3-4).
Allah berfirman,
وَمَنْ يَتَّخِذِ الشَّيْطَانَ وَلِيًّا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَانًا مُبِينًا (١١٩)يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلا غُرُورًا (١٢٠)أُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَلا يَجِدُونَ عَنْهَا مَحِيصًا (١٢١)
“Barangsiapa yang menjadikan setan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. Mereka itu tempatnya jahannam dan mereka tidak memperoleh tempat lari dari padanya.” (QS. An-Nisaa’: 119-121).
Allah berfirman,
اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُولَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ (١٩)
“Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka Itulah golongan setan. Ketahuilah bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi.” (QS. Al-Mujadilah: 19).
Dan Allah Tabaraka wa Ta’ala berkehendak –dengan rahmat-Nya, hikmah-Nya, ilmu-Nya, kekuasaan-Nya, keadilan-Nya, pengaturan-Nya, dan takdir-Nya- untuk memperbaiki bumi dengan kebenaran dan pengikutnya, dan menolak keburukan dan kerusakan para perusak di atas muka bumi dengan keimanan dan pengikutnya dan dengan para penunai janji dan pemiliki kemuliaan Islam. Dan menghancurkan kebatilan dan pengikutnya dengan penyerangan orang-orang yang mentauhidkan Allah. Allah berfirman,
وَلَوْلا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَفَسَدَتِ الأرْضُ وَلَكِنَّ اللَّهَ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْعَالَمِينَ (٢٥١)
“Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.” (QS. Al-Baqarah: 251).
Para ahli tafsir menyatakan: Kalau bukan karena Allah menolak kerusakan para perusak dan kesyirikan para musyirikin dengan serangan kebenaran dan para pengikutnya serta kemenangan mereka, niscaya bumi akan rusak dengan kesyirikan, kezaliman, dan kejahatan, tertumpahnya darah yang haram, dilanggarnya perkara-perkara yang haram, tersebarnya ketakutan dan kelaparan, terhancurkannya masjid-masjid dan tidak terlaksanakannya hukum-hukum syariat dan kerusakan-kerusakan yang lainnya.
Dan Allah berfirman,
وَلَوْلا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ (٤٠)الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الأرْضِ أَقَامُوا الصَّلاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الأمُورِ (٤١)
“Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi, dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa. (yaitu) Orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (QS. Al-Hajj: 40-41).
Allah berfirman:
وَلَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لانْتَصَرَ مِنْهُمْ وَلَكِنْ لِيَبْلُوَ بَعْضَكُمْ بِبَعْضٍ
“Apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain.” (QS. Muhammad: 4).
Ibadallah,
Sesungguhnya sunnatullah berlaku kepada siapa saja, tidak seorang pun makhluk yang mampu untuk merubahnya dan menggantinya. Allah Ta’ala berfirman,
فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلا سُنَّةَ الأوَّلِينَ فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلا وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَحْوِيلا (٤٣)
“Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu.” (QS. Fathir: 43).
Allah berfirman,
سُنَّةَ اللَّهِ فِي الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلُ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلا (٦٢)
“Sebagai sunnah Allah yang berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu sebelummu, dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati perubahan pada sunnah Allah.” (QS. Al-Ahzab: 62).
Allah berfirman,
سُنَّةَ مَنْ قَدْ أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنْ رُسُلِنَا وَلا تَجِدُ لِسُنَّتِنَا تَحْوِيلا (٧٧)
“(kami menetapkan yang demikian) sebagai suatu ketetapan terhadap rasul-rasul Kami yang Kami utus sebelum kamu dan tidak akan kamu dapati perubahan bagi ketetapan Kami itu.” (QS. al-Isra: 77).
Sunnatullah yang tetap ini adalah: Barangsiapa yang taat kepada Allah dan menolong agama-Nya dan menolong orang yang dizolimi serta memuliakan kebenaran dan pengikut kebenaran, maka Allah akan menolongnya dan memperkuatnya. Dan barangsiapa yang memerangi agama Allah Ta’ala dan merendahkan wali-wali-Nya, sombong, melampaui batas, berbuat zalim dan meremehkan batasan-batasan Allah serta melakukan kejahatan, maka Allah akan merendahkannya dan menghinakannya serta dijadikan sebagai pelajaran bagi yang lain. Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ (٧)وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْسًا لَهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ (٨)
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. Dan orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka.” (QS. Muhammad: 7-8).
Allah berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ يُحَادُّونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ كُبِتُوا كَمَا كُبِتَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ
“Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, pasti mendapat kehinaan sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka telah mendapat kehinaan.” (QS. Al-Mujadilah: 5).
Allah berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ يُحَادُّونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ فِي الأذَلِّينَ (٢٠)
“Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, mereka termasuk orang-orang yang sangat hina.” (QS. Al-Mujadilah: 200).
Dan Yaman, negeri saudara, telah berlaku kepada pemerintahnya dulu dan sekarang sunnah-sunnah Allah yang adil sebagaimana berlaku pada negeri-negeri yang lainnya. Pemimpin mana saja yang berbuat baik kepada penduduk negeri dan bersikap adil, maka ia akan meraih seluruh kebaikan dan kemuliaan. Pemimpin yang berbuat jahat dan menzalimi, melampaui batas dan menghinakan penduduknya maka Allah akan merendahkan dan menghinakannya.
Islam telah masuk ke negeri Yaman di awal-awal hijrah tanpa peperangan, akan tetapi karena penduduknya suka keimanan. Utusan dari negeri berkah ini kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kondisi Islam dan menunaikan ketaatan, maka Nabi pun mengajarkan kepada mereka syariat-syariat Islam dan Nabi mengutus kepada mereka utusan-utusan beliau untuk mengajarkan hukum-hukum agama yang agung ini dan menerapkan syariat Allah kepada para hamba. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Ali bin Abi Thalib, Abu Musa al-Asy’ari, Muadz bin Jabal, Khalid bin Walid, dan para sahabat yang lainnya, radhiallahu ‘anhum.
Rasulullah memuji penduduk Yaman dengan keimanan yang telah diajarkan Nabi rahmat kepada mereka dan diajarkan oleh para sahabat radhiallahu ‘anhum, maka Nabi berkata,
الإِيْمَانُ يَمَانٍ وَالْحِكْمَةُ يَمَانِيَّةٌ
“Iman di Yaman dan hikmah di Yaman.” (HR. Muslim).
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«أَتَاكُمْ أَهْلُ اليَمَنِ، هُمْ أَرَقُّ أَفْئِدَةً وَأَلْيَنُ قُلُوبًا»
“Telah mendatangi kalian penduduk Yaman, hati mereka paling lembut dan paling halus.” (HR. al-Bukhari).
Mereka ikut serta dengan giat dalam perluasan kekuasan Islam yang telah tercatat oleh sejarah. Negeri saudara ini, setelah para sahabat memimpinnya, dipimpin oleh para pemimpin yang silih berganti. Ada pemimpin yang baik yang menjalankan agama dan menegakan keadilan, maka ia pun bahagia dan rakyatnya pun ikut bahagia. Pemimpin ini dikenang dengan kenangan indah dan doa kepadanya terus memberi manfaat kepadanya sementara ia dalam kuburnya. Dan ada pemerintah yang buruk, celaka, dan dibenci oleh rakyatnya, maka penyesalan terus menyerangnya sementara ia dalam kuburnya, dan sejarah menghinakannya, hartanya tidak bermanfaat baginya, bahkan ia rugi dunia dan akhirat.
فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلا قَلِيلٌ
“Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.” (QS. At-Taubah: 38).
Di antara rahmat Allah kepada Yaman, negeri saudara, dan diantara sunnah Allah yang berlaku di Yaman, bahwasanya barangsiapa yang hendak merubah akidah yang telah disebarkan oleh para sahabat di Yaman dan hendak menghapus Islam, maka Allah akan menyegerakan kepadanya siksaan yang pedih, menyakitkan dan menghinakan, dan menjadikannya pelajaran bagi orang yang setelahnya, serta benar-benar terhina oleh manusia. Ambilah pelajaran dari al-Aswad al-Anasi pendusta yang mengaku sebagai nabi yang telah melakukan keburukan yang parah dan api fitnah ia nyalakan. Ia menumpahkan darah. Melakukan perbuatan-perbuatan keji. Menawan para wanita. Bahkan ia menyiksa dengan membakar. Di antara yang ia bakar adalah Abu Muslim al-Khaulani Abdullah bin Tsaub, maka jadilah api dingin dan keselamatan baginya. Lalu nabi palsu ini pun terbunuh dengan cepat, dibunuh oleh seroang lelaki yang berkah dari Yaman. Lalu kaum mukminin mengejar para pengikutnya di zaman pemerintahan Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallah ‘anhu.
فَقُطِعَ دَابِرُ الْقَوْمِ الَّذِينَ ظَلَمُوا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٤٥)
“Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-An’am: 45).
Maka tersebarlah keberkahan negeri Yaman setelah binasa nabi palsu dan pengikutnya. Di akhir abad ke-3 Hijriyah muncul Ali bin al-Fadhl al-Janadi al-Himyari dari kelompok sekte kebatinan Qaramithah yang terlaknat, lalu ia pun mengumpulkan masyarakat rendahan, rakyat hina, dan bawahan. Ia berlindung dibalik Syiah padahal ia adalah termasuk orang yang paling kafir kepada Allah. Ia telah menghalalkan seluruh perkara yang haram dan menjatuhkan kewajiban sholat, menumpahkan darah, dan di akhir hayatnya ia menguasai banyak negeri di Yaman. Ia menghina Alquran. Menebarkan rasa takut. Dan yang telah terbunuh olehnya tidak terhingga. Maka ia pun diperangi oleh kabilah-kabilah Yaman sehingga berhasil menangkapnya lalu membunuhnya dengan cara yang paling buruk. Lalu mereka pun mengejar para pengikutnya para perusak. Setelah itu kembali lagi keberkahan negeri Yaman dan keamanan dan ketenteramannya. Maka dimanakah orang-orang yang mengingat hal ini?
إِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِ (١٤)
“Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.” (QS. Al-Fajr: 14).
إِنَّ بَطْشَ رَبِّكَ لَشَدِيدٌ (١٢)
“Sesungguhnya adzab Tuhanmu benar-benar keras.” (QS. Al-Buruj: 12).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللهَ لَيُمْلِي لِلظَّالِمِ حَتَّى إِذَاَ أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ
“Sesungguhnya Allah mengulur orang yang dzalim, hingga tatkala Allah mengadzabnya maka tidak akan lolos.”
Maka dimanakah orang-orang yang ingat? Dimanakah mereka yang sadar…? Dimanakah mereka yang mengambil pelajaran…?
Dan kelompok yang menyimpang ini, yang membuat makar untuk menyerang Yaman, hendak merubah kepribadian Yaman. Merubah agama Islamnya. Akhlaknya yang mulia. Ingin merendahkan orang-orang mulianya. Ingin menghinakan orang-orang yang memiliki ghirah Islam dan mulia. Ini adalah kelompok yang tersohor dengan permusuhan dan tipu muslihat. Sungguh telah terkuak secara terperinci siapakah yang berdiri di balik kelompok ini baik yang di dalam Yaman maupun yang di luar Yaman. Jadilah tujuan mereka dan niat mereka terbongkar dan terlihat oleh mata, berupa penghancuran dan perusakan dan pernyataan-pernyataan. Allah berfirman,
قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ (١١٨)
“Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (QS. Ali Imran: 118).
Allah berfirman,
إِنْ يَثْقَفُوكُمْ يَكُونُوا لَكُمْ أَعْدَاءً وَيَبْسُطُوا إِلَيْكُمْ أَيْدِيَهُمْ وَأَلْسِنَتَهُمْ بِالسُّوءِ وَوَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ (٢)
“Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti(mu); dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir.” (QS. Al-Mumtahanah: 2).
Jadilah kelompok yang sesat ini bahaya yang menggoncang perdamaian dan stabilitas keamanan, dan bahaya yang besar bagi keamanan Arab Saudi dan ketentramannya dan juga memerangi negara-negara tetangga.
Tatkala Pelayan dua kota suci Raja Salman bin Abdul Aziz hafizahullah wa ayyadahu melihat perkara-perkara yang buruk ini yang dilakukan oleh kelompok yang berbahaya ini, dan bahwasanya mereka tidak berhenti dari pengrusakan, dan Pemerintah Yaman meminta kepada negara-negara tetangganya dan nagara-negara sekutu untuk campur tangan demi menghentikan kejahatan kelompok yang tersisa ini untuk menggagalkan kudeta mereka terhadap pemerintah Yaman yang sesuai undang-undang yang diakui secara regional dan internasional, maka kerajaan Arab Saudi memenuhi panggilan tersebut. Kerajaan Arab Saudi memenuhi permintaan tersebut, lalu menegakkan kewajibannya yang patut untuk disyukuri. Arab Saudi menolong negara tetangga yang terzhalimi. Yang telah dirampas kepemimpinannya dan dilanggar hak-hak penduduknya. Maka Pelayan dua kota suci Raja Salman hafizahullah menyelamatkan negara tetangga yang terzolimi ini dengan keputusan yang tepat dengan taufiq dari Allah.
Maka sungguh indah dahulu perkataan seorang penyair tentang kondisi seperti ini:
وَقَلِّدُوا أَمْرَكُمْ لِلَّهِ دَرُّكُمُ رَحْبَ الذِّرَاعِ بِأَمْرِ الْحَرْبِ مُضْطَلِعَا
لاَ يَطْعَمُ النَّومَ إِلاَّ رَيْثَ يَبْعَثُهُ هَمٌّ يَكَادُ أَذَاهُ يَحْطِمُ الضِّلَعَا
لاَ مُتْرَفًا إِنْ رَخَاءُ الْعَيْشِ سَاعَدَهُ وَلاَ إِذَا عَضَّ مَكُرُوهٌ بِهِ خَشَعَا
Dan hendaknya kalian ikatkan urusan kalian pada seorang yang dermawan, yang hebat dalam urusan peperangan, maka sungguh baik bagi kalian…
Tidaklah ia mencicipi lezatnya tidur kecuali datang kegelisahan yang membangunkannya, kegelisahan tersebut mengganggunya hampir-hampir mematahkan tulang rusuk…
Ia tidaklah sombong padahal ia didukung dengan kehidupannya yang makmur…
Dan tidaklah ia takut tatkala ada perkara yang dibenci mencengkramnya…
Dan perkataan al-Bahtari:
قَلْبٌ، يُطِلُّ على أفكارِهِ، وَيَدٌ تُمضِي الأمورَ، وَنَفسٌ لهوُها التّعبُ
“Hati yang memperhatikan pikirannya, dan tangan yang menjalankan perkara-perkara, serta jiwa yang keletihan adalah hiburannya.”
Maka datanglah keputusan “Ashifatul Hazm” (Badai penyerangan yang tegas) dan terkoordinasi persekutuan ‘Ashifatul Hazm‘ di saat yang tepat dimana umat sangat membutuhkannya untuk menghentikan kejahatan kelompok ini yang telah memberi kemudharatan terhadap segalanya.
Ada provokator yang mengatakan bahwa ini adalah peperangan melawan kelompok zaidiyah. Sesungguhnya orang ini tidak tahu hakikat perkaranya dan sejarah telah mendustakannya. Karena kelompok zaidiyah telah lama tinggal bertetangga dengan Kerajaan Arab Saudi dengan aman, tenang, dan tentram, bahkan mereka ikut serta dengan penduduk Arab Saudi dalam manfaat-manfaat kehidupan dunia dengan aman dan tentram. Dan masih banyak dari mereka yang masih tinggal di sini (Arab Saudi) dalam kondisi sehat wal afiat dan baik. Pemerintah negeri ini hanya memerangi para perusak dan para pengkhianat. Dan semua orang yang ikhlas akan memerangi para pengkhianat perusak.
Maka apakah sikap mereka memerangi para tukang mengkafirkan, tukang peledak, dan para teroris adalah perang terhadap sekte tertentu? Yang diperangi hanyalah perusak siapapun juga mereka.
Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,
إِنْ أَوْلِيَائِي إِلاَّ الْمُتَّقُوْنَ
“Dan tidaklah wali-waliku kecuali orang-orang yang bertakwa.”
Dan adanya sekutu ‘Ashifatul Hazm‘ (Badai Penyerangan yang tegas) tujuannya adalah agar kepemimpinan di Yaman kembali. Demikian juga keamanan dan ketenteramannya. Dan juga untuk menjaga akidah Islamnya yang murni dan shahih yang telah diajarkan oleh para sahabat Nabi, dan menjaganya dari perang pemikiran dan dari akidah-akidah yang rusak dan menghancurkan.
Apa yang terjadi di Yaman merupakan musibah yang sangat besar dan bencana yang parah. Tidak ada jalan keluarnya kecuali dengan pertolongan Allah, lalu dengan satunya kata dan satunya barisan, serta tegar diatas kebenaran dan berpegang teguh dengan kitabullah dan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menghadapi kebatilan. Saling membiarkan tidak memberi pertolongan merupakan kegagalan.
Dan pesan kepada penduduk Yaman untuk berkumpul bersama pemerintah mereka yang sesuai undang-undang yang diakui secara regional maupun internasional, dan juga keikut-sertaan orang-orang yang cerdas yang memberi nasihat serta kesungguhan dalam memadamkan api fitnah.
Dan setelah bersatu dan terbenamnya fitnah, maka memungkinkan kerjasama antara rakyat dengan pemerintahnya dalam segala kebaikan, kemajuan, dan kejayaan bagi agama dan negeri serta aman dan tentram.
Jika rakyat Yaman tidak bersama pemerintahnya dalam satu barisan untuk menghadapi sekte sesat ini serta memerangi mereka yang berdiri di belakangnya di Yaman, maka kondisi akan terpuruk dan akan merasakan pahitnya kehidupan.
Harta yang dikeluarkan oleh kelompok ini untuk mencari pendukung mereka maka akan menjadi kehinaan bagi keturunan mereka yang menerima harta tersebut, dan bagi orang-orang yang tidak membantu dan menolong kebenaran yang diperangi kelompok tersebut.
Maka apa yang lagi ditunggu oleh rakyat Yaman setelah seluruh kejahatan ini, padahal kelompok ini sudah tidak memiliki kedudukan lagi, bagaimana kalau mereka punya kedudukan lagi?
لا يَرْقُبُونَ فِي مُؤْمِنٍ إِلا وَلا ذِمَّةً وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُعْتَدُونَ (١٠)
“Mereka tidak memelihara (hubungan) kerabat terhadap orang-orang mukmin dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. dan mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas.” (QS. At-Taubah: 10).
Bukankah mereka (kelompok ini) telah memerangi Alquran al-karim? Mereka menghancurkan madrasah-madrasah Alquran. Mereka menutup masjid-masjid. Mereka mengusir para pengajar Alquran!
Bukankah mereka memerangi hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? Mereka membunuh para pelajar hadits, mengisolir dan memboikot pelajar hadits dengan pemboikotan yang parah serta mengusir mereka dari negeri mereka tanpa hak!
Bukankah mereka memerangi ilmu dengan menghancurkan universitasnya? Mereka merampas isinya! Serta membakar yayasan-yayasannya? Bukankah mereka merampok harta? Bukankah mereka menghancurkan? Bukankah mereka memasuki rumah-rumah yang tenang? Bukankah mereka telah melanggar harga diri? Bukankah mereka menumpahkan darah? Bukankah mereka menghina para ulama? Bukankah mereka mengejar para dai untuk membunuh mereka? Bukankah mereka memutuskan jalan dan merusak tanaman dan hewan ternak? Bukankah mereka menghentikan roda kehidupan? Bukankah mereka melanggar daerah perbatasan Arab Saudi dan membunuh para tentaranya? Bukankah mereka mengancam untuk memerangi dua kota suci Mekah dan Madinah? Bukankah mereka melaknat para sahabat radhiallahu ‘anhum? Bukankah mereka melaknat istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?
Tidakkah semua ini cukup wahai rakyat Yaman untuk kalian bersatu dan mencabut kejahatan mereka dan kejahatan mereka yang berdiri di belakangnya di Yaman? Dan kalian menyelamatkan negeri ini dari fitnah dan bahaya agar generasi dan keturunan bisa hidup dengan keselamatan?
Allah berfirman,
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (٢)
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maaidah: 2).
Semoga Allah memberkahi aku dan kalian dalam Alquran al-‘Adzim, dan semoga Allah menjadikan aku dan kalian bisa mengambil manfaat dari ayat-ayatNya dan dzikrul hakim. Aku menyampaikan perkataanku ini, dan aku memohon ampunan dari Allah yang Maha Mulia untukku, untuk kalian, dan seluruh kaum muslimin, maka mohonlah ampunan dariNya sesungguhnya Ia maha pengampun lagi maha penyayang.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعْنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، وَنَفَعْنَا بِهَدْيِ سَيِّدِ المُرْسَلِيْنَ وَقَوْلِهِ القَوِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمِ الجَلِيْلِ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ بِيَدِهِ الخَيْرِ كُلِّهِ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٍ، لَا يَخْفَى عَلَيْهِ شَيْءٌ فِيْ الأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ البَصِيْرُ، أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ عَلَى نِعَمِهِ الَّتِي لَا تُحْصَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الحَمْدُ فِي الآخِرَةِ وَالأُوْلَى، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا وَسَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المُجْتَبَى، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ بِهَدْيِهِ اهْتَدَى.
أَمَّا بَعْدُ:
فَاتَّقُوْا اللهَ تَعَلَى؛ فَهِيَ الحِصَنُ مِنَ الشَّدَائِدِ وَالمُهْلِكَاتِ وَالكُرُبَاتِ، وَالفَوْزُ بِرِضْوَانِ اللهِ وَنَعِيْمِ الجَنَّاتِ.
Ibadallah,
Khotib mewasiatkan agar kita bertaubat nasuha. Karena ia adalah sebab kemenangan. Dengan taubat, maka tearngkatlah hukuman. Dan wajib untuk waspada dari isu-isu yang banyak beredar di media agar tidak melemahkan (menakuti-nakuti) masyarakat. Sebagaimana wajib bagi para pemuda agar berhati-hati dari bahanya sarana-sarana media. Dan janganlah mereka mengotori otak mereka dengan kerusakan yang disebarkan oleh media.
Kaum muslimin sekalian,
Perbanyaklah doa dengan ikhlash untuk Islam dan kaum muslimin dan para pemimpin kaum muslimin serta kaum muslimin secara umum. Dan juga untuk menghancurkan makar musuh-musuh Islam dimanapun mereka berada dan bagaimanapun kondisi mereka. Allah berfirman,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ (٦٠)
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina”. (QS. Al-Mukmin: 60).
Dalam hadits: “Doa adalah sum-sum ibadah”
Munculkanlah ilmu syar’i di masyarakat, karena tidaklah tersebar bid’ah kecuali dengan kebodohan dan disembunyikannya ilmu. Dan tidaklah terpadamkan bid’ah kecuali dengan menyebarkan ilmu. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang di sisinya ilmu maka nampakkanlah”.
Dan ini adalah wasiat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala banyaknya bid’ah.
Dan kami tekankan kepada para pemuda, dan seluruh penduduk negeri ini (Arab Saudi) untuk mempersatukan barisan dan kata, dan kokohnya bangungan masyarakat, serta menjaga perkara-perkara yang bermanfaat, agar para perusak tidak menemukan celah untuk masuk di dalamnya dalam rangka memecah belah, merusak, dan menghancurkan. Allah berfirman,
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.” (QS. Ali-Imran: 103).
Sebagaimana kami juga mewasiatkan hal tersebut kepada seluruh negeri Islam, tidaklah negeri mendapatkan kemudharatan kecuali dengan adanya perang pemikiran dan perang akidah yang rusak serta kurang dalam mengajarkan akidah yang benar kepada masyarakat.
Wahai hamba-hamba Allah…
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا (٥٦)
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya (QS Al-Ahzaab : 56)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشَرَة
“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali maka Allah bershalawat kepadanya 10 kali”
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَلْأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ، اَللَّهُمَّ احْمِ حَوْزَةَ الدِّيْنِ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ.
للَّهُمَّ وَآمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَ أَمْرِنَا لِهُدَاكَ وَاجْعَلْ عَمَلَهُ فِي رِضَاكَ.
اَللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا، زَكِّهَا أَنْتَ خَيْرَ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ: اُذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ .
Diterjemahkan dari khotbah Jumat Syaikh Ali al-Hudzaifi
Penerjemah: Abu Abdil Muhsin Firanda
www.KhotbahJumat.com
Artikel asli: https://khotbahjumat.com/3281-khotbah-masjid-nabawi-menjaga-yaman-dari-para-pemberontak.html